MANAJEMEN AGRIBISNIS (Manajemen Pemasaran Agribisnis)
MANAJEMEN
AGRIBISNIS
“Manajemen
Pemasaran Agribisnis”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Peningkatan taraf hidup masyarakat
tercermin dari kesejahteraan yang meningkat dan cenderung mendorong
keinginan masyarakat atau konsumen untuk dilayani lebih baik bagi pemenuhan
keinginan ( wants ) dan kebutuhan ( needs ) hidupnya. Berbagai jenis
kebutuhan yang ingin dipenuhi antaranya : kebutuhan hidup ( physiological needs ), kebutuhan
keamanan & keselamatan ( safety needs
), social ( social needs ), keinginan
medapatkan dan memiliki cinta kasih sayang (
love ), kebutuhan akan keramahtamahan (
friendship ), kebutuhan akan status dan kehormatan atau penghargaan ( esteem ), dan kebutuhan pribadi ( personal needs ). Salah satu sarana dan
cara yang ditempuh untuk memenuhi dan memuaskan berbagai kebutuhan tersebut
adalah melalui kegiatan pemasaran dan peran lembaga pemasaran dalam menyalurkan
produk dari produsen kepada konsumen.
Pemasaran
merupakan “jurus penutup” dalam kegiatan agribisnis, berarti bahwa jerih payah
yang telah dilakukan selama memproduksi suatu produk agribisnis tergantung pada
keberhasilan pemasarannya. Oleh karena itu sebagai produsen atau pengusaha
produk agribisnis sebelum memasuki pasar kita perlu mengetahui ke mana harus
memasarkan produk, jalur – jalur mana yang dapat dilalui, sasaran pemasarannya,
motif pembelian, daya beli, seluk beluk pesaing dan strategi pemasaran yang akan digunakan.
Proses
penyaluran produk menimbulkan biaya pemasaran yang akan mempengaruhi tingkat
pendapatan, sehingga perlu memperhatikan efisiensi system pemasaran. Menurut
Mubyarto ( 1989: 166 ) system pemasaran dikatakan efisien apabila memenuhi dua
( 2) syarat yaitu : 1) mampu menyampaikan hasil petani atau produsen kepada
konsumen dengan biaya semurah mungkin, dan 2) mampu mengadakan pembagian yang
adil atas seluruh harga yang dibayar konsumen kepada semua pihak yang terlibat
dalam produksi dan pemasaran produk tersebut. Agar tercipta suatu system
pemasaran agribisnis yang efisien dan efektif maka diperlukan adanya manajemen
dan strategi pemasaran agribisnis.
1.2 RUMUSAN MASALAH
- Apa itu Sistem Pemasaran Produk Agribisnis dan Peranannya?
- Apa saja fungsi – fungsi Pemasaaran , Lembaga dan Saluran Pemasaaran Agribisnis?
- Bagaimana Struktur Pasar dan Pembentukan Harga?
- Apa itu Biaya pemasaran , Margin Pemasaran , dan Efisiensi Pemasaran Agribisnis?
- Bagaimana Manajemen dan Strategi Pemasaran Produk Agribisnis?
1.3 TUJUAN PENULISAN
- Untuk mengetahui Sistem Pemasaran Produk Agribisnis dan Peranannya?
- Untuk mengetahui Apa saja fungsi-fungsi Pemasaaran, Lembaga dan Saluran Pemasaaran Agribisnis?
- Untuk mengetahui Bagaimana Struktur Pasar dan Pembentukan Harga?
- Untuk mengetahui Apa itu Biaya pemasaran, Margin Pemasaran, dan Efisiensi Pemasaran Agribisnis?
- Untuk mengetahui Bagaimana Manajemen dan Strategi Pemasaran Produk Agribisnis?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI PEMASARAN AGRIBISNIS
Pemasaran Agribisnis secara sederhana
diartikan sebagai proses penyaluran barang dari produsen sampai ke konsumen.
Selanjutnya menurut W. David Downey & Steven P. Erickson dalam buku
Manajemen Agribisnis bahwa pemasaran adalah proses yang mengakibatkan aliran
produk melalui system dari produsen ke konsumen. Sedangkan G. Kartasapoetra, cs dalam buku “Marketing
Produk Pertanian dan Industri“ pemasaran adalah segala upaya yang dilakukan
agar barang-barang hasil produksi dari produsen dimungkinkan mengalir secara
lancar ke sector konsumen.
Ada beberapa pengertian yang terkait dengan
pemahaman system pemasaran produk agrtibisnis antara lain:
- Pasar, pemasar, dan pemasar agribisnis; pasar diartikan sebagai tempat pertemuan penjual dan pembeli mengadakan pertukaran barang atau melakukan transaksijual-beli atas sejumlah produk tertentu. Pasar dapat pula sebagai kelompok kekuatan atau potensi pembelian tertentu terhadap suatu produk. Selanjutnya pemasar menurut Kotler (1997) adalah sesorang yang mencari sumber daya dari orang lain dan menawarkan sesuatu sebagai imbalannya atau mereka dengan berbagai aktivitas atau kegiatan pemasaran produk pertanian sehingga produk tersebut dapat sampai ke tangan pembeli atau konsumen disebut pemasar pertanian. Sedangkan Pemasar Agribisnis adalah seorang yang mencari barang dan jasa baik berupa inputatau bahan baku pertanian bagi industri ataupun berupa produk olahan agribisnis yang menawarkan sesuatu sebagai imbalannya disini seorang pemasar agribisnis dapat berfungsi sebagai pembeli dan atau penjual. Tergolong dalam pengertian pemasar adalah penjual, pembeli atau pedagang perantara, dan pengecer.
- Produk pertanian dan Produk Agribisnis ; Produk pertanian sering disamakan komoditi pertanian yang dapat digolongkan sebagai produk primer yang dapat dipasarkan segar atau kering untuk dikonsumsi dan digunakan sebagai bahan baku perusahaan agroindustri sedangkan Produk agribisnis mencakup satu atau beberapa produk pertanian primer segar atau kering dan produk olahan atau agroindustri juga termasuk limbah pertanian seperti : kotoran ternak, sekam padi, batang pisang, jagung dsbnya yang didaur ulang dan memberikan nilai tambah ekonomi .
- Pemasaran pertanian dan Pemasaran Agribisnis; Pemasaran pertanian diartikan sebagai sejumlah kegiatan bisnis yang ditujukan untuk memberi kepuasan kepada konsumen atau pemakai di bidang pertanian melalui pertukaran barang dan jasa yang berupa input maupun produk pertanian. Selanjutnya pemasaran agribisnis didefenisikan sebagai sejumlah kegiatan bisnis yang ditujukan untuk memberi kepuasan kepada konsumen dari barang dan jasa yang dipertukarkan. Secara parsial pemasaran agribisnis terdiri atas pemasaran input dan alat-alat pertanian, pemasaran produk pertanian, dan pemasaran produk agroindustri serta pemasaran jasa-jasa pendukung agribisnis.
2.2 SISTEM PEMASARAN AGRIBISNIS
Sistem pemasaran
agribisnis merupakan suatu system yang kompleks karena melibatkan sebagian
besar penduduk Indonesia, banyaknya perusahan yang terlibat dalam bidang
pertanian dan agroindustri mulai dari penyediaan saprodi, produksi, pengolahan
sampai jasa pemasaran, asuransi, transportasi, konsultan penelitian, keuangan,
dan seterusnya.
Selain kompleksitas system pemasaran agribisnis juga disebabkan oleh
adanya keanekaragaman produk & sifat produk pertanian, system produksi dan
karakteristik pasar pertanian yang khas, sebagai berikut :
- Sifat Produk Pertanian ; umumnya produk pertanian bersifat : a) tidak tahan lama atau cepat rusak ( perishable )sehingga membutuhkan penanganan khusus dalam penyimpanan, transportasi, pengepakan dan pengolahan, b) memiliki ukuran yang besar namun nilai yang cenderung relative rendah (bulky atauvoluminous) sehingga membutuhkan tempat penyimpanan, pengangkutan yang besar , c) mutu produk bervariasi ( quality variation ) kualitas suatu produk pertanian dapat berubah atau berbeda antar daerah, musim, atau waktu karena sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, perlakuan atau penanganan, bibit atau varietas, iklim, musim, cuaca, dll.
- Sifat Produksi Pertanian ; secara umum bersifat musiman, bervariasi dalam jumlah dan nilai, wilayah produksi tersebar atau terpencar, areal dan volume produksi kecil , biaya produksi berbeda atau bervariasi antar daerah produksi .
- Karakteristik pasar agribisnis ; pasar agribisnis memiliki kekhasan tersendiri yakni : produk yang dijual dapat berupa produk segar dan berupa produk olahan yang memiliki batas waktu pemakaian umumnya relative lebih singkat daripada produk industri lain sebagai akibat dari sifat produk dan produksi tersebut diatas. Dalam pemasarannya membutuhkan penangan khusus bahkan istimewa yang berpengaruh terhadap biaya pemasaran dan pendapatan yang sering bervariasi dan berfluktuasi. Ciri lain pasar agribisnis adalah musiman yang berpengaruh pada struktur pasar, kestabilan harga, dan efisiensi pemasaran serta pendapatan. Selain itu ada beberapa produk agribisnis seperti beras, jagung, dan sebagainya yang berupa produk sossial menyangkut hajat hidup banyak orang sehingga ada campur tangan pemerintah dalam pemasarannya terutama hal penetapan harga.
2.3 KOMPONEN SISTEM PEMASARAN
Pendekatan system
memandang pemasaran terdiri atas sejumlah komponen atau bagian yang saling
berhubungan yakni terdiri atas fungsi – fungsi pemasaran, lembaga – lembaga
atau pelaku pemasaran, struktur aktifitas organisasi, permintaan dan penawaran,
pasar – pasar, arus aliran produk, dan sebagainya.
Secara umum system pemasaran dapat di bedakan menjadi tiga ( 3 ) yaitu :
1) Sistem pemasaran nasional; terdiri atas komponen
antara lain: pemerintah, perusahaan, konsumen, pasar – pasar sumber daya, pasar
– pasar produk dan didalamnya terdapat arus pertukaran barang dan jasa,
pengeluaran dan pendapatan berupa uang untuk pembayaran pajak, harga produk yang
didukung oleh arus informasi, komunikasi dan transportasi untuk mendukung
proses pertukaran. Selain itu terdapat kekuatan – kekuatan makro ekonomi yang
ikut mempengaruhi seperti: keadaan ekonomi, demografi, ekologis, tekonologi,
politik, cultural public.
2) Sistem pemasaran industry; terdiri atas komponen
antara lain: penyedia bahan baku (supplier),
pesaing, konsumen, perusahaan pendukung seperti asuransi, transportasi,
perusahaan komponen pendukung dsbnya, didalamnya terdapat arus pertukaran
produk dan uang.
3) Sistem pemasaran perusahaan; menurut Kotler ada enam
tingkatan lingkungan pemasaran perusahaan yaitu: 1) perusahaan yang
bersangkutan, 2) perusahaan pendukung, 3) pasar-pasar, 4) saingan, 5) public,
dan 6) lingkungan makro.
Sistem
pemasaran perusahaan secara intern, terdiri atas komponen manajemen bidang
pemasaran, bagian keuangan, bagian produksi, bagian personalia, bagian
penelitian dan pengembangan (R & D), Top manajemen dan bagian lain dalam
perusahaan yang disebut lingkungan intern perusahaan. Selain itu system
pemasaran perusahaan juga terdiri atas komponen antaralain supplier atau
leveransir, pedagang perantara, penyedia jasa atau fasilitator, dan perusahaan
pemasaran lain seperti perusahaan iklan, konsultan, dan sebagainya, disebut
sebagai lingkungan ekstern perusahaan.
2.4 ARTI
DAN PERANAN FUNGSI PEMASARAN
Fungsi pemasaran didefenisikan sebagai rangkaian
kegiatan fungsional yang dilakukan oleh lembaga – lembaga pemasaran baik untuk
proses fisik maupun jasa yang ditujukan memberikan kepuasan kepada konsumen
sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan kegunaan bentuk,
waktu, tempat, dan kepemilikan terhadap suatu produk.
Kegiatan fungsional pemasaran diperlukan
untuk memeperlancar proses penyaluran barang dan atau jasa agar dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen secara efektif dan efisien. Selain itu penting
untuk mengatasi hambatan waktu, jarak tempat, kekurangan informasi, adanya
perbedaan penilaian, dan hak milik terhadap suatu produk dapat menciptakan dan
atau menambah kegunaan waktu, tempat, bentuk, dan kepemilikan.
Fungsi pemasaran
dilakukan oleh lembaga pemasaran dan membentuk mata rantai pemasaran yang
berpengaruh terhadap pencapaian efektivitas dan efisiensi perusahaan. Semakin
banyak lembaga pemasaran yang terlibat melakukan kegiatan dapat memperpanjang
mata rantai pemasaran dan menambah kompleksitas system pemasaran serta akan
dapat mengurangi efisiensi pemasaran jika masing – masing lembaga yang terlibat
tidak menempati posisi yang tepat untuk melakukan satu atau dua fungsi
pemasaran dengan benar.
pemasaran
sebagai suatu system dan proses yang mengalirkan produk dari produsen ke
konsumen dengan fungsi atau kegiatan pemasaran dapat memperlancar pengaliran
produk dari produsen ke konsumen atau sebaliknya menimbulkan masalah atau
hambatan.
2.5 LEMBAGA PEMASARAN
A. Pengertian Lembaga Pemasaran Produk Agribisnis.
Lembaga pemasaran adalah
badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan
komoditi kepada knosumen sesuai waktu, tempat dan bentuk yang diinginkan.
Lembaga pemasaran disebut juga lembaga penyalur tugasnya menjalankan fungsi –
fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimum mungkin, didalam
menjalankan tugasnya mendapatkan balas jasa dari konsumen berupa margin pemasaran.
Menurut penguasaannya
terhadap komoditi yang diperjual-belikan dapat dibedakan atas tiga (3) yaitu :
1) lembaga yang tidak memiliki tapi menguasai benda atau komoditi seperti agen
perantara, makelar (broker, selling
broker dan buying broker), 2) lembaga yang memiliki dan menguasai benda atau
komoditi yang diperjual-belikan seperti pedagang pengumpul, tengkulak,
eksportir dan importer, dan 3) lembaga yang tidak memiliki dan tidak menguasai
komoditi yang diperjual-belikan seperti perusahaan penyedia fasilitas
transportasi, asuransi dan perusahaan penentu kualitas produk agribisnis (serveyor).
B. Klasifikasi Lembaga Penyalur Produk Agribisnis.
Fungsi-fungsi pemasaran
membentuk suatu system pemasaran dan didalam system tersebut lembaga – lembaga
pemasaran melakukan fungsi – fungsi pemasaran. Lembaga yang terlibat dalam
proses pemasaran produk agribisnis sangat beragam tergantung jenis komoditi atau
produk yang dipasarkan. Produk agribisnis dapat dibedakan atas 2 (dua) yaitu :
1) komoditas atau produk primer dari
hasil produksi primer atau usahatani dapat berbentuk bahan mentah untuk
diproses lebih lanjut dan produk segar yang langsung dikonsumsi dan 2) produk
agroindustri yaitu komoditas pertanian
yang diolah dan dihasil melalui proses industry. Dalam menyalurkan
produk agribisnis dapat ditempuh produsen dengan cara pemasaran langsung, akan
tetapi yang umumnya ditempuh melalui lembaga-lembaga yang menawarkan jasanya
untuk mempermudah kelancaran arus barang dari produsen ke konsumen, yang
disebut lembaga pemasaran atau penyalur produk agribisnis.
Lembaga pemasaran atau
penyalur yang terlibat dalam proses penyaluran produk dari produsen sampai ke
konsumen dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Golongan Pedagang
perantara (Middlemen) yang terdiri atas:
1) pedagang pengumpul
(tengkulak), yaitu lembaga yang secara langsung berhubungan dengan petani atau
produsen melakukan transaksi baik secara tunai, ijon, maupun kontrak pembelian.
2) pedagang besar (wholesaler), yaitu lembaga yang
melakukan proses konsentrasi (pengumpulan) produk dari para pedagang pengumpul
dan mendistribusikan ke agen penjualan dan pengecer.
3) Agen penjualan, biasanya
membeli produk yang dimiliki pedagang dalam jumlah banyak dengan harga relative
murah dan disebarkan ke pengecer.
4) Pengecer, merupakan lembaga
pemasaran yang berhadapan langsung dengan konsumen dan sebagai ujung tombak
dari suatu proses produksi yang komersial.
5) Eksportir dan importer,
lembaga yang melakukan trasaksi jual-beli untuk lingkup internasional.
b. Golongan fasilitator (facilitators) terdiri dari unit – unit usaha yang membantu
pelaksanaan pendistribusian produk tetapi tidak menjadi pemilik produk dan
sering tidak terlibat dalam kegiatan pembelian maupun penjualan. Unit usaha yang termasuk fasilitator
diantaranya: pengangkutan, pergudangan, perbankan, asuransi, periklanan,
perwakilan, makelar, komisioner, konsultan pemasaran, dsbnya. Unit usaha
fasiltator berfungsi menyediakan berbagai jasa dan fasilitas yang diperlukan
untuk kelancaran proses penyaluran produk dari produsen ke konsumen. Lembaga
pemasaran atau penyalur ini dalam menyampaikan produk berhubungan satu sama
lain dan saling mendukung antara golongan pedagang perantara dengan golongan
fasilitator membentuk berbagai jaringan atau arus pemasaran atau membentuk
pola-pola pemasaran khusus, misalnya petani produsen berhubungan langsung
dengan konsumen atau petani atau produsen berhubungan melalui pedagang
perantara, yang didalamnya ada dukungan fasilitator, dstnya. Pola pemasaran
yang terbentuk selama pergerakan arus produk agribisnis dari petani atau
produsen ke konsumen akhir disebut juga system pemasaran.
2.6 SALURAN PEMASARAN
PRODUK AGRIBISNIS
Pada umumnya pasar produk agribisnis dapat
dibagi sebagai berikut:
a) Pasar penampung sementara ( Transit market )
b) Pasar pengembangan pasar
local ( Growers local market )
c) Pasar pusat distribusi atau
pasar induk ( Wholeseller market )
d) Pasar eceran ( Retailer market )
e) Pasar Dunia atau pasar
ekspor-impor ( International market )
Pasar penampung sementara
terbentuk oleh adanya individu atau
suatu badan usaha yang bergerak dibidang wiraswata, dengan tujuan antara lain :
a) menampung sementara produk agribisnis yang diambil dari produsen untuk
dijual kepada pedagang dan mengambil sejumlah pendapatan yang diperoleh dari
selisih antara harga yang dibayar oleh pedagang dengan yang dibayar kepada
produsen, b) mengkoordinir penjualan produk mmelindungi para produsen terutama
petani atau nelayan dari penekanan harga oleh tengkulak.
Pasar
pengembangan pasar local dimulai ketika para pedagang pengumpul, tengkulak, dan
utusan pedagang besar sambil beristerahat dipinggiran kota (besar atau kecil,
diwarung atau kedai) bersama membicarakan tentang harga, jumlah, dan keadaan
lain berhubungan dengan pemasaran produk agribisnis yang dijalani. Tujuannya
para tengkulak melakukan pembelian borongan (pemborongan) produk dari desa-desa
tempat produksi disekitarnya dan selanjutnya diover ke pedagang yang lebih kuat
modalnya dengan mengambil sejumlah keuntungan tertentu.
Pasar pusat distribusi disebut juga pasar
induk dimana sejumlah pedagang besar bertemu dengan pedagang eceran maupun
konsumen dan terjadi transaksi jual-beli, biasanya terdapat di kota-kota. Pasar
ini dapat digolongkan menjadi dua (2) yaitu: 1) Central wholeseller market merupakan pusat dari segala jenis hasil
agribisnis yang diperuntukan bagi keperluan industri maupun keperluan rumah
tangga ataupun untuk keperluan ekspor, 2) Secondary
wholeseller market yaitu tempat pengumpulan hasil agribisnis yang bersifat
khusus atau spesialisasi atas beberapa produk agribisnis untuk industri atau
agroindustri disebut: mill market dan
untuk konsumen disebut: jobbing market.
Pasar eceran hampir sama dengan jobbing market melayani kebutuhan
konsumen rumah tangga, bedanya jobbing
market berpusat pada tempat tertentu, sedangkan retailer market tersebar di kota dan sekitarnya.
Pasar dunia atau internasional, menyangkut
transaksi pertukaran antar Negara di dunia, kelancarannya bila ditunjang oleh kelengkapan
dan kecepatan berita lewat pos, e’mail, telex, radio, internet, dsbnya antar
Negara, selain itu bila ditunjang oleh kelengkapan fasilitas pelabuhan, sarana
transportasi, komunikasi, dan hubungan baik antar Negara di pasar dunia.
2.7 MEKANISME PASAR AGRIBISNIS
Pasar merupakan salah
satu bagian penentu dan memegang peranan penting dalam mekanisme pasar, sebab
dalam suatu pasar terjadi pertemuan antara permintaan dan penawaran atau
pertemuan antara pembeli dan penjual melakukan transaksi jual-beli dan terjadi pembentukan
srtuktur pasar dan elastisitas harga.
Posisi Petani dalam Pemasaran Produk
Agribisnis sebagi pelaku utama, pada sub system produksi primer atau produsen
usahatani yang menghasilkan dan menjual produk primer sebagai bahan baku bagi
perusahaan agroindustri atau juga produk segar yang langsung dikonsumsi. Petani
dalam proses ini menjalankan peran dan fungsi ganda yang semestinya memiliki
kedudukan sebagai penentu harga ( price
maker ). Namun banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa kedudukan petani
dalam pemasaran produk pertanian sangat lemah, disebabkan oleh antara lain : 1)
bagian pangsa pasar ( market share )
yang dimiliki petani umumnya kecil, 2) sifat komoditi yang dihasilkan mudah
rusak ( perishable ), 3) cenderung
diproduksi secara massal dan homogen, 4) lokasi produksi terpencil dan
terpencar, 5) kurangnya informasi pasar, 6) bila ada kredit bagi petani
dari lembaga pemasaran bersifat
mengikat, 7) tekanan ekonomi yang mendesak.
Ada empat karakteristik
pasar yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan struktur pasar, yaitu : 1)
jumlah dan besar kecilnya penjual dan pembeli karena kedua pelaku pasar tersebut
menentukan tinggi-rendahnya harga dan kualitas kompetisi, 2) keadaan produk
yang diperjual belikan; apakah homogen, berbeda corak ataukah unik dan tidak
ada produk subsitusi?, 3) Sistem keluar-masuknya produk dipasar karena tidak
semua produk agribisnis dapat diperjual belikan dengan bebas, juga bersifat
social, ada campur tangan pemerintah dalam pemasaran produk agribisnis, 4)
beberapa sifat produk agribisnis seperti bulky, perishable, lokasi terpencar,
musiman menyebabkan produk tidak selalu tersedia dalam jumlah yang cukup dan
kontinyu. Secara umum karakteristik
jumlah penjual dan keadaan komoditi yang diperjual belikan merupakan karakteristik utama dalam menentukan
struktur pasar.
2.8 PEMBENTUKAN HARGA DAN ELASTISITAS HARGA DALAM
PEMASARAN AGRIBISNIS
Dalam kegiatan
pemasaran produk agribisnis terdapat tiga subjek yang menentukan (determinants) pembentukan harga suatu
produk di pasaran yaitu:
1. Produsen dengan dasar biaya
produksi yang telah dikeluarkan sehingga produk berwujud dan siap dipasarkan.
2. Konsumen denga daya beli
dan dasar – dasar kebutuhan serta keinginannya.
3. Pemerintah dengan peraturan
atau ketentuan harga sebagai pengendali tata harga pasaran (price mechanism). Di Indonesia karena
kebanyakan produk agribisnis menyangkut hajat hidup banyak orang yang tingkat
pendapatanya rendah maka pemerintah menetapkan patokan harga seperti harga
sembako (sembilan bahan pokok)
Pembentukan harga produk agribisnis di
pasaran terjadi selain oleh tiga subjek tersebut di atas juga ditentukan oleh
kekuatan permintaan atau daya pembentukan harga (DPH). Terdapat tiga daya
pembentukan harga yaitu : 1) DPH
konsumen rumah tangga terbentuk ketika daya beli konsumen terhadap sejenis
produk pangan (agribisnis) berada pada titik optimal , daya beli optimal sangat
tergantung pada kemampuan “rebut tawar“ oleh konsumen dan titik dimana penjual
tidak mau melepaskan produknya, 2) DPH konsumen industri, pembentukan harga
terwujud dalam perundingan atau negosiasi yang memperhatikan patokan harga
pemerintah, transportasi, kuantitas dan kualitas, dll dan diatur dalam kontrak
perjanjian, 3) DPH Produsen sangat tergantung pada kemampuan petani atau
produsen menganalisis permintaan, pesaing, dan mengatur persediaan melalui pola
tanam pergiliran ( crop-rotation )
atau penanaman lebih dari satu jenis
tanaman (multiple-cropping ) .
Kekuatan permintaan dan penawaran dapat
menimbulkan perubahan harga dan fluktuasi (naik-turun) harga. Selanjutnya
perubahan harga dapat menimbulkan elastisitas harga terhadap permintaan yaitu:
perubahan jumlah barang yang diminta oleh konsumen. Bila elastisitas harga
terhadap permintaan dinyatakan dengan angka maka ada tiga (3) bentuk elastisitas
yaitu: e = 1 jika perubahan proporsional
dalam jumlah dan harga sama besarnya, e > 1 jika perubahan proporsional
dalam jumlah lebih besar dari perubahan harga, dan e < 1 jika perubahan
proporsional dalam jumlah barang lebih kecil dari perubahan harga. Elastisitas
harga juga saling berpengaruh dengan elastisitas permintaan sehingga
menimbulkan apa yang disebut permintaan yang elastis dan permintaan in-elastis.
2.9 BIAYA PEMASARAN, MARGIN PEMASARAN, EFISIENSI
PEMASARAN, MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMASARAN AGRIBISNIS
- Biaya Pemasaran Dan Margin Pemasaran
Biaya (cost) dalam perhitungan
pembukuan berarti: pengeluaran-pengeluaran atau kewajiban-kewajiban yang timbul
akibat menghasilkan suatu produk. Sedangkan margin dalam transaksi komersial
berarti perbedaan antara harga pembelian yang dibayar seorang pedagang eceran
dengan harga penjualannya.
Biaya pemasaran sering kali diukur dengan margin
pemasaran. Margin pemasaran adalah bagian dari pembayaran konsumen yang diperlukan
untuk menutup biaya yang dikeluarkan dalam proses pemasara. Atau semua komponen biaya yang dikeluarkan untuk
menjalankan fungsi – fungsi pemasaran selama proses pemasaran suatu produk
berlangsung.
Pada dasarnya ada empat (4) karakteristik produk agribisnis yang berpengaruh
terhadap biaya pemasaran yaitu:
1. Kadar kerusakan
2. Besarnya ( bulkiness )
3. Sifat musiman
4. Proses pengolahan bentuk
dari mentah sampai olahan
- Efisiensi Pemasaran
Melalui kegiatan pemasaran barang dapat
sampai ke tangan konsumen dan produsen atau perantara yang terlibat memperoleh
pendapatan atau keuntungan. Besar kecilnya keuntungan tergantung pada efisinsi
pemasarannya. Ada banyak factor yang mempengaruhi system pemasaran dan
efisiensi pemasaran suatu produk seperti: kondisi sarana & prasarana
transportasi, situasi permintaan & penawaran di pasar, panjang pendeknya
jalur distribusi sehingga pemasaran dapat efisien dan juga tidak efisien. Ada
dua (2) kriteria untuk mengetahui suatu pemasaran dikatakan efisien yaitu: 1)
bila mampu menyampaikan produk sampai ke konsumen dengan biaya murah dan 2)
bila mampu mengadakan pembagian keuntungan yang adil kepada semua pihak yang
terlibat dari keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen akhir. Atau dalam
Agribisnis Efisiensi Pemasaran, dapat diukur dari:
- Tingginya % harga yang diterima petani terhadap yang dibayar konsumen
- Rendahnya margin pedagang antara
- Rendahnya % susut atau rusak
Selanjutnya Rumus untuk menghitung Efisiensi pemasaran sebagai berikut:
Biaya pemasaran

Nilai produk yang dipasarkan
Untuk mencapai efisiensi pemasaran yang layak diperlukan adanya
manajemen dan strategi pemasaran yang tepat.
- Manajemen Dan Strategi Pemasaran Agribisnis.
Berdasarkan uraian di
atas jelas bahwa system pemasaran agribisnis sangat kompleks dan bervariasi
antar komoditas yang berbeda. Oleh karena itu diperlukan manajemen dan strategi
pemasaran agribisnis sebagai salah satu solusi dan cara untuk memperkuat atau
menempatkan posisi tawar ( bargaining
position ) di pasar. Strategi adalah kerangka berpikir dan bertindak untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien, didalamnya terdapat taktik yaitu
operasionalisasi yang disesuaikan dengan situasi dan kodisi di lapangan.
Strategi pemasaran
diawali dengan membuat rencana pemasaran strategic yang didalamnya harus
memadukan semua aspek kegiatan mulai dari visi, misi, tujuan, dan sasaran serta
strategi untuk mencapainya.
Penyusunan strategi pemasaran harus
berdasarkan riset dan analisis pasar yang cermat terhadap berbagai segmen
pasar, pesaing, pembeli, pelanggan, dan produk dengan karakteristiknya sehingga
menetapkan rencana pemasaran yang tepat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemasaran agribisnis adalah suatu proses pemasaran yang mengaplikasikan
konsep konsep dasar sistem pemasaran (Tataniaga) pada suatu komoditas dan
Manajemen Pemasaran pada organisasi pelaku agribisnis. Dalam hal ini mencakup
serangkaian jasa jasa dan fungsi fungsi dalam menjalankan distribusi barang
dagangan dari produsen sampai ke konsumen. Sedangkan Manajemen Pemasaran adalah
suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk menindahkan suatu prpduk
dari titik produsen ke titik konsumen dengan memperhatikan produk, price, place
dan promotion yang tujuan akhirnya adalah untuk mencapai kepuasan dan loyalitas
konsumen dan keuntungan optimun dari perusahaan. Strategi pemasaran dari suatu
perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan pelanggan merupakan pokok bahasan
manajemen pemasaran. Dalam pengaliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen
ada tiga hal penting yang menjadi perhatian. Pertama, kegiatan yang disebut
sebagai jasa adalah suatu fungsi yang dilakukan dalam kegiatan pemasaran.
Kegiatan jasa seringkali melibatkan biaya, karena dengan adanya jasa akan
menambah nilai dari suatu produk dan konsumen harus membayar terhadap jasa yang
dibayarkan. Pemasaran dikatakan produkstif karena menciptakan kegunaan
(utility) yaitu proses untuk menciptakan barang dan jasa lebih berguna. Ada
empat jenis dari kegunaan yang dilakukan dalam pemasaran yaitu Utility of form
adalah fungsi yang bertujuan mengubah komoditas pertanian menjadi bentuk yang
lain sehingga menghasilkan nilai tambah. Kedua, produsen yaitu yang memproduksi
barang atau jasa. Pada umumnya petani sebagai produsen produk pertanian tidak
memasarkan produknya sendiri, akan tetapi melalui perantara yang disebut
pedagang pengepul, pedagang pengumpul atau pedagang lokal. Ketiga, konsumen
yaitu yang membeli atau yang membutuhkan produk tersebut baik dalam bentuk
bahan baku maupun barang jadi. Dalam proses penyampaian barang dan jasa dari
tingkat produsen ke konsumen diperlukan berbagai kegiatan atau tindakan-
tindakan yang dapat memperlancar proses penyampaian barang atau jasa yang
bersangkutan, dan kegiatan tersebut dinamakan sebagai fungsi-fungsi pemasaran.
DAFTAR PUSTAKA
- Anonymous, 1993, Agribisnis Seri VI, Badan Pendidikan dan Latihan Departemen Pertanian, Jakarta
- Downey, D.W.& Erickson, S.P, 1987. Manajemen Agribisnis, Penerbit Erlangga
- Rasyaf, M, 2000. Memasarkan Hasil Peternakan, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta
- Sa”id Gumbira & Harizt, Intan, 2001. Manajemen Agribisnis, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta
- Sudiyono, Armand, 2004. Pemasaran Pertanian, Penerbit Universitas Muhammadyah, Malang
- Soekartawi, 1989. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil – hasil Pertanian
Penerbit Rajawali, Jakarta
- Sumber Lainnya http://www.google.com/manajemen-pemasaran-agribisnis
Posting Komentar untuk "MANAJEMEN AGRIBISNIS (Manajemen Pemasaran Agribisnis)"