Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

STRATEGI DAN KOMPETISI BISNIS (Persaingan dalam Industri Dunia)

BAB I
PENDAHULUAN


1.1   LATAR BELAKANG

Industri global adalah industri dimana posisi strategis para peserta persaingan dipasar-pasar nasional atau geografis yang besar pada dasarnya dipengaruhi oleh posisinya didunia secara keseluruhan. Posisi strategis IBM dalam bersaing untuk menjual komputer di perancis dan jerman, misalnya, telah sangat ditingkatkan karena teknologi dan keterampilan pemasaran yang dikembangkan diwilayah lain dalam perusahaan digabung dengan sistem pabrikasi seluruh dunia yang terkoordinasi. Untuk menganalisis persaingan dalam suatu industri dunia, kita perlu meneliti ekonomi industri dan para pelaku persaingandiberbagai pasar nasional atau geografis secara bersama-sama dan tidak secara sendiri-sendiri.

Industri global mengharuskan perusahaan bersaing ditingkat dunia secara terkoordinasi atau, jika tidak, akan menghadapi kelemahan strategis. Beberapa industri yang tergolong internasional dalam artian sebagai perusahaan multinasional tidak mempunyai karakteristik utama suatu industri global. Misalnya, pada banyak produk makanan kemasan untuk konsumen, perusahaan-perusahaan multinasional seperti Netsle, Pet, dan PCP beroperasi dibanyak negara. Namun demikian, kecuali secara terbatas dalam pengembangan produk, anak-anak perusahaannya berdiri sendiri (otonom) dan keseimbangan persaingan terbatas hanya atas negara per negara. Perusahaan tidak perlu bersaing secara internasional untuk dapat sukses. Jadi, industri dengan para pelaku persaingan internasional belum tentu merupakan industri global. Namun demikian, perlu disadari bahwa “keduniaan” (atau keglobalan) memang sekedar soal tingkatan saja, karena luasnya keunggulan strategis yang diperoleh perusahaan yang bersaing secara internasional dapat sangat bervariasi dari industri ke industri.

Semakin banyak jumlah industri yang telah menjadi atau sedang menjadi industri dunia (global) ditahun 1970-an dan lingkungan struktural penting ini cenderung menjadi semakin lazim. Diukur dengan cara apapun, perdagangan dan investasi asing telah banyak meningkat dan pergeseran dalam posisi strategis yang telah menyertai evolusi industri kearah status global berlangsung secara dramatis dan cepat. Pesawat televisi, sepeda motor, mesin jahit, serta mobil adalah beberapa contoh yang sangat nyata meskipun tipikal. Gerakan menuju globalisasi dapat disamakan dengan pergeseran dalam industri AS dari persaingan regional menjadi persaingan nasional antara tahun 1890 dan 1930; seperti nanti akan diperlihatkan, banyak sebab-sebab fundamental yang sama. Apalagi, gerakan menuju persaingan tingkat dunia sejauh ini mungkin dapat dijangkau. Para manajer dihampir setiap industri harus mempertimbangkan persaingan dunia sebagai suatu kemungkinan jika bukan malah sudah menjadi kenyataan.

Ada banyak perbedaan dalam bersaing secara internasional dibandingkan bersaing secara nasional dan ini biasanya ditekankan dalam mengembangkan strategi bersaing internasional.

·      Biaya faktor yang berbeda disetiap negara;

·      Situasi yang berlainan dipasar luar negeri;

·      Peran yang berbeda dari pemerintah negara lain;

·      Perbedaan dalam tujuan, sumber daya, dan kemampuan untuk memantau pesaing-pesaing asing.

Namun demikian, faktor-faktor struktural serta kekuatan-kekuatan pasar yang beroperasi dalam industri global adalah sama seperti yang ada dikebanyakan industri domestik. Analisis struktural pada industri dunia harus meliputi pesaing-pesaing asing, sumber pendatang baru potensial yang lebih luas, cakupnya produk pengganti yang lebih luas serta semakin meningkatnya kemungkinan bahwa tujuan dan kepribadian perusahaan-perusahaan akan berbeda selain juga persepsi mereka tentang apa yang penting secara strategis. Akan tetapi, lima kekuatan bersaing yang sama seperti yang diuraikan pada Bab 1 tetap bekerja dan faktor-faktor struktural dasar yang sama menentukan kekuatan tersebut. Seperti akan kita lihat, kebanyakan strategi global yang sukses didasarkan pada pengenalan terhadap kekuatan-kekuatan pasar ini, meskipun dalam konteks yang sedikit berbeda (dan lebih rumit).

Bab ini akan menggunakan dasar konseptual yang disajikan dalam bagian 1 guna membahas beberapa dari pokok permasalahan ekonomi dan persaingan tertentu yang muncul dalam industri global. Maslah utama yang akan dibahas dapat dilihat baik dalam artian positif maupun negatif. Apakah perusahaan memperoleh manfaat strategis dengan bersaing secara mendunia dalam industrinya? Seberapa besar perusahaan terancam oleh persaingan internasional? Dalam mebahas masalah-masalah ini, pertama-tama akan dikembangkan kondisi struktural yang mendorong persaingan tingkat global, selain juga yang merintanginya. Analisis ini merupakan dasar penting untuk memahami evolusi industri menuju status global dan akan mencakup perubahan lingkungan serta inovasi strategis perusahaan yang dapat memicu persaingan tingkat global. Dalam kaitan ini, akan dibahas bebrapa masalah strategis penting dalam bersaing di industri tingkat dunia serta strategi alternatif untuk melakukannya. Akhirnya, beberapa kecendrungan yang dapat mempengaruhi persaingan tingkat dunia akan digali, meliputi  pembahasan mengenai situasi yang mendorong atau menghalangi persaingan dari perusahaan-perusahaan dari negara-negara yang baru berkembang seperti korea dan singapura, yang telah menjadi bagian yang semakin penting dalam industri dunia (global).



1.2   Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1.   Sumber-sumber dan rintangan persaingan global.

2.   Sumber-sumber keuntungan persaingan global.

3.   Rintangan terhadap persaingan global.

4.   Evolusi ke industri dunia.

5.   Persaingan dalam industri dunia.

6.   Alternatif strategis dalam industri global.

7.   Kecenderungan-kecenderungan yang mempengaruhi persaingan global.



1.3   Tujuan Penulisan

1.    Untuk memahami berbagai sumber-sumber dan rintangan persaingan global

2.    Untuk mamahami sumber-sumber keuntungan persaingan global

3.    Untuk mamahami rintangan terhadap persaingan global

4.    Untuk mamahami evolusi yang terjadi dalam industri dunia

5.    Untuk mamahami adanya persaingan dalam industri dunia

6.    Untuk mamahami berbagai alternatif strategis dalam industri global

7.    Untuk mamahami kecenderungan-kecenderungan yang dapat mempengaruhi persaingan global






BAB II
PEMBAHASAN

“PERSAINGAN DALAM INDUSTRI DUNIA”

2.1   Sumber-sumber dan Rintangan Persaingan Global

Perusahaan dapat berperan serta dalam kegiatan internasional melalui tiga mekanisme dasar: lisensi, ekspor, dan investasi langsung di luar negeri. Biasanya serbuan pertama perusahaan ke luar negeri berupa ekspor atau lisensi dan hanya setelah perusahaan yang bersangkutan memperoleh cukup pengalaman internasional mereka akan mempertimbangkan investasi langsung di luar negeri. Ekspor atau investasi langsung akan terdapat dalam industri-industri dimana persaingan benar-benar bersifat global. Arus ekspor yang besar di antara banyak negara merupakan tanda yang dapat dipercaya dari persaingan tingkat dunia, tetapi banyaknya investasi langsung di negara lainnya mungkin bukan. Investasi ini dapat berbentuk anak perusahaan yang pada dasarnya mandiri di negara asing, dengan posisi bersaing masing-masing anak perusahaan pada prinsipnya tergantung pada kekayaannya serta situasi khusus di negara tempatnya berada.

Pada dasarnya, suatu industri menjadi industri global karena ada manfaat ekonomis (atau manfaat lainnya). Bagi perusahaan yang bersaing secara terkoordinasi di banyak pasar nasional. Terdapat banyak sumber yang menonjol dari manfaat strategis dunia seperti itu, selain juga rintangan untuk mencapainya. Tugas para analis adalah memperkirakan hal-hal tersebut bagi industri tertentu yang sedang diteliti, memahami mengapa suatu industri tidak termasuk dalam tingkat global atau sebaliknya, sumber manfaat global yang mana yang melebihi rintangannya.



2.2   Sumber-sumber Keuntungan Persaingan Global

Sumber keuntungan tingkat global secara umum berasal dari sebab-sebab, sebagai berikut:

1.    Keunggulan Komparatif. Adanya keunggulan komparatif merupakan penentu klasik persaingan global. Apabila suatu negara mempunyai keunggulan yang berarti dalam biaya faktor atau kualitas faktor yang digunakan untuk menghasilkan sebuah produk, negara ini akan menjadi tempat produksi dan ekspor akan mengalir ke bagian dunia yang lain. Dalam industri yang demikian posisi strategis perusahaan global di negara yang memiliki keunggulan komparatif menjadi penting bagi posisinya di dunia.

2.    Skala Ekonomi Produktif. Jika terdapat skala ekonomis dalam produksi (atau dalam menyediakan jasa) yang melampaui besarnya ukuran pasar nasional yang besar, perusahaan secara potensial dapat mencapai keunggulan biaya melalui produksi yang terpusat serta persaingan global.

3.    Pengalaman Tingkat Dunia (Global). Pada teknologi yang biayanya sangat menurun dengan diperolehnya pengalaman, kemampuan untuk menjual ragam produk yang sama di banyak pasar nasional dapat memberi manfaat. Volume kumulatif per model akan lebih besar jika model tersebut terjual di banyak pasar nasional sehingga memberikan keunggulan biaya bagi pelaku persaingan global.

4.    Skala Ekonomi Logistik. Jika suatu sistem logistik internasional secara alamiah melibatkan biaya-biaya tetap yang dapat disebarkan dengan memasok banyak pasar nasional, perusahaan tingkat dunia mempunyai keunggulan biaya potensial. Persaingan global juga dapat memungkinkan pencapaian skala ekonomi dalam logistik yang berasal dari kemampuan menggunakan sistem yang lebih khusus.

5.    Skala Ekonomi Pemasaran. Meskipun banyak aspek dari fungsi pemasaran secara alamiah harus dilakukan di masing-masing pasar-pasar nasional, terdapat kemungkinan untuk mencapai skala ekonomi dalam pemasaran yang melebihi ukuran pasar nasional di industri-industri tertentu.

6.    Skala Ekonomi dalam Pembelian. Pada saat terdapat peluang untuk mencapai skala ekonomi dalam pembelian sebagai hasil dari kekuatan tawar-menawar atau biaya pemasok yang lebih rendah dalam produksi untuk jangka panjang yang melebihi apa yang diperlukan untuk bersaing di pasar nasional tertentu, perusahaan global akan mempunyai keunggulan biaya potensial.

7.    Diferensiasi Produk. Pada beberapa bisnis, terutama yang progresif secara teknologi, persaingan global dapat memberikan perusahaan jalan masuk ke reputasi dan kredibilitas.

8.    Teknologi Produk Swacipta. Skala ekonomi global dapat diperoleh dari kemampuan menerapkan teknologi milik sendiri (swacipta) diberbagai pasar nasional. Kemampuan ini terutama penting pada saat skala ekonomi dalam riset relatif besar dibandingkan dengan hasil penjualan di satu pasar nasional tertentu.

9.    Mobilitas Produksi. Kasus khusus yang penting dari adanya penghematan karena skala dan pembagian teknologi kepemilikan muncul pada saat produksi suatu produk atau jasa bersifat mudah dipindah.



2.3   Rintangan Terhadap Persaingan Global

Ada berbagai rintangan untuk mencapai keunggulan dalam persaingan dunia dan hal ini dapat menghalangi suatu industri menjadi industri global. Bahkan, apabila keunggulan dalam persaingan global melebihi seluruh rintangannya, rintangan tersebut masih tetap dapat menghasilkan celah strategis yang layak bagi perusahaan tingkat nasional yang tidak bersaing di tingkat dunia. Beberapa di antara rintangan ini bersifat ekonomis dan menaikkan biaya langsung untuk bersaing di tingkat dunia. Rintangan lainnya belum tentu mempengaruhi biaya secara langsung tetapi menambah kerumitan tugas-tugas manajerial. Kategori yang ketiga berkaitan dengan hambatan institusional atau pemerintah murni dan tidak mencerminkan situasi ekonomi. Beberapa rintangan dapat berkaitan dengan keterbatasan sumber daya atau persepsi dari pelaku industri.

1.    Rintangan Ekonomis

a.    Biaya Pengangkutan dan Penyimpanan. Biaya pengangkutan atau penyimpanan menutup skala ekonomi yang dihasilkan dari produksi yang terpusat, selain juga efisiensi produksi dalam suatu sistem yang terpadu yang melibatkan pabrik-pabrik khusus di sejumlah negara dan kegiatan pengapalan di antara mereka.

b.    Perbedaan Kebutuhan Produk. Persaingan global terhalang pada saat pasar nasional menginginkan ragam produk yang berbeda. Karena perbedaan dalam budaya, tingkat perkembangan ekonomi, tingkat penghasilan, iklim dan lainnya, pasar-pasar nasional mungkin menghendaki ragam produk yang berbeda dalam hal perimbangan antara biaya, kualitas dan prestasi; dalam model; dalam ukuran; dan dalam dimensi lainnya.

c.    Saluran Distribusi yang telah Mapan. Kebutuhan untuk memperoleh jalan masuk ke saluran distribusi di tiap-tiap pasar nasional dapat menghalangi persaingan global. Apabila jumlah pelanggan banyak dan jumlah suatu pembelian sedikit, perusahaan mungkin akan memerlukan jalan masuk ke distributor independent yang telah ada guna bersaing dengan berhasil.

d.    Armada Wiraniaga. Jika suatu produk membutuhkan armada penjualan langsung dari pabrik lokal, pesaing internasional akan menghadapi persaingan ekonomi yang potensial yang akan semakin parah jika wiraniaga perusahaan nasional menjual lini produk yang luas.

e.    Perbaikan Lokal. Kebutuhan untuk menawarkan pelayanan perbaikan dari pabrik lokal dapat menghalangi pesaing internasional.

f.     Kepekaan terhadap Waktu Tenggang. Kepekaan terhadap waktu tenggang karena siklus model yang pendek, perubahan teknologi yang cepat dan sebagainya cenderung merintangi persaingan global. Jarak antara suatu pasar nasional dengan lokasi produksi, pengembangan produk, atau kegiatan pemasaran yang terpusat cenderung menimbulkan penundaan dalam menanggapi kebutuhan pasar yang dapat tidak disukai dalam bisnis.

g.    Segmentasi yang Rumit dalam Pasar Geografis. Perimbangan antara harga dan kinerja yang rumit diantara berbagai merk yang bersaing menurut para pelanggan di pasar nasional mungkin mempunyai pengaruh pokok yang sama seperti perbedaan ragam produk nasional dalam merintangi persaingan global.

h.    Tidak adanya Permintaan Dunia. Persaingan global tidak dapat terjadi jika tidak ada permintaan di banyak negara yang besar. Situasi ini dapat terjadi karena industri yang bersangkutan masih baru atau karena produk atau jasa hanya sesuai untuk memenuhi kebutuhan sekelompok pelanggan khusus yang hanya ada di sedikit pasar nasional.

2.    Rintangan Manajerial

a.    Tugas Pemasaran yang Berlainan. Meskipun ragam produk yang dijual ke seluruh dunia serupa, tugas pemasaran dapat benar-benar berbeda berdasarkan letak geografisnya. Sifat saluran distribusi, media pemasaran, dan cara yang efektif dari segi biaya untuk meraih pembeli dapat sangat berbeda dari satu negara ke negara lain, sehingga pesaing global bukan saja tidak dapat memanfaatkan pengetahuan pemasaran dari pasar-pasar lain, tetapi juga menghadapi kesukaran besar untuk menjadi sama efektifnya dengan pesaing lokal dalam hal pemasaran setempat.

b.    Pelayanan Lokal yang Intensif. Apabila pemasaran, pelayanan, atau bentuk interaksi dengan pelanggan lainnya yang intensif diperlukan untuk bersaing dalam industri, perusahaan akan menghadapi kesulitan dalam beroperasi secara global dan terpadu dalam persaingan dengan pesaing-pesaing lokal.

c.    Teknologi yang Berubah dengan Cepat. Perusahaan global dapat mengalami kesukaran dalam beroperasi jika teknologi yang berubah dengan cepat menuntut desain ulang produk dan proses yang sering agar sesuai dengan pasar lokal.







3.    Rintangan Institusional

a.    Rintangan Pemerintah. Terdapat berbagai macam bentuk rintangan pemerintah terhadap persaingan global, kebanyakan dengan maksud melindungi perusahaan lokal atau kesempatan kerja setempat:

·         Bea dan tarif

·         Kuota

·         Kecenderungan untuk menggunakan perusahaan lokal oleh badan pemerintah dan semipemerintah

·         Dorongan pemerintah untuk kegiatan litbang lokal atau keharusan untuk menghasilkan komponen produk secara lokal

·         Pengistimewaan perlakuan pajak, kebijakan tenaga kerja atau peraturan dan ketentuan operasional lain yang menguntungkan perusahaan lokal

·         UU tentang penyuapan, UU perpajakan, atau kebijakan lain dari pemerintah negara asal yang merugikan perusahaan dari negara tersebut dalam operasi internasional

b.    Rintangan Perseptual atau Sumber Daya. Merasakan adanya peluang untuk bersaing secara global dengan sendirinya merupakan inovasi, terutama karena dapat melibatkan masalah-masalah internasional yang melampaui batas-batas kegiatan domestik yang diselenggarakan sampai saat ini. Perusahaan yang ada mungkin kurang memiliki visi yang diperlukan. Biaya informasi dan pencarian sangat tinggi. Selain itu, sumber daya yang banyak mungkin dibutuhkan untuk hal-hal seperti pembangunan fasilitas skala global atau investasi awal guna menembus pasar nasional yang baru.



2.4   Evolusi ke Industri Dunia

Hanya sedikit saja industri yang mulai sebagai industri global, tetapi mereka cenderung berkembang ke arah itu. Hal ini dapat berupa pembentukan atau pengukuhan sumber-sumber keunggulan persaingan global atau pengurangan atau penghilangan rintangan terhadap persaingan dunia.

1.    Pemicu Lingkungan ke Arah Globalisasi.

a.    Meningkatkan skala ekonomis. Kemajuan teknologi yang meningkatkan skala ekonomi produksi, logistik, pembelian, atau litbang jelas merupakan penggerak ke arah persaingan global.

b.    Menurunnya Biaya Pengangkutan atau Penyimpanan. Turunnya biaya pengangkutan atau penyimpanan merupakan perangsang nyata bagi globalisasi. Penurunan nyata jangka panjang dalam bidang pengangkutan yang telah terjadi selama beberapa dekade terakhir ini merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya persaingan global yang dialami saat ini.

c.    Rasionalisasi atau Perubahan Saluran Distribusi. Jika saluran distribusi sedang mengalami perubahan, beban perusahaan asing untuk mendapatkan jalan masuk kepada mereka akan menjadi lebih ringan.

d.    Berubahnya Biaya Faktor. Perubahan pada biaya faktor dapat sangat memperkuat sumber globalisasi. Kenaikkan biaya tenaga kerja, energi, dan bahan baku dapat mengubah konfigurasi produksi atau distribusi yang optimal sedemikian rupa hingga membuat persaingan global semakin menguntungkan.

e.    Situasi Ekonomi dan Sosial yang Semakin Menyempit. Kebutuhan akan aneka produk serta kegiatan pemasaran yang berbeda dan masalah mendapatkan distribusi lokal sebagian disebabkan oleh perbedaan dalam keadaan ekonomi di berbagai pasar geografis. Pasar-pasar ini berbeda dalam hal tingkat perkembangan ekonomi, biaya faktor relatif, tingkat pendapatan, sifat saluran distribusi, media pemasaran yang bersedia dan sebagainya.

f.     Berkurangnya Kendala dari Pemerintah. Perubahan kebijakan pemerintah yang menghilangkan kuota, menurunkan tarif, mendorong kerjasama internasional untuk standar teknis dan sebagainya membantu meningkatkan peluang untuk persaingan global.

2.    Inovasi Strategis Merangsang Globalisasi.

a.    Pendefinisian Kembali Produk. Jika perbedaan produk yang dikehendaki di antara negara-negara berkurang, keunggulan potensial lain dari persaingan dunia dapat diraih. Kadang-kadang perbedaan produk nasional berkurang secara alamiah dengan semakin dewasanya industri dan menjadi bakunya produk. Namun demikian, perusahaan dapat mendefenisikan kembali produknya agar lebih dapat diterima di banyak pasar.

b.    Identifikasi Segmen Pasar. Meskipun seandainya produk yang dikehendaki diantara negara-negara berbeda, mungkin saja terdapat segmen-segmen dalam pasar yang serupa di banyak negara dan masih belum terlayani dengan baik.

c.    Berkurangnya Biaya Penyesuaian. Rintangan terhadap persaingan global yang disebabkan oleh perbedaan produk nasional dapat menjadi lebih ringan jika perusahaan dapat menciptakan cara untuk menekan biaya guna mengubah produk dasar agar sesuai dengan kebutuhan setempat.

d.    Perubahan Desain. Perubahan desain ke arah penggunaan komponen-komponen standar yang dipengaruhi skala ekonomi pembelian global, atau yang memerlukan komponen baru yang dipengaruhi oleh skala ekonomis tersebut, dapat mendorong pergeseran ke arah persaingan global.

e.    Deintegrasi Produksi. Dalam beberapa industri, kendala pemerintah yang mengharuskan produksi lokal dapat diatasi dengan melakukan perakitan secara lokal sambil memproduksi sebagian atau seluruh komponen secara terpusat. Jika skala ekonomi sebagian besar disebabkan oleh satu atau lebih komponen penting, produksi komponen ini secara terpusat dapat sangat merangsang globalisasi persaingan.

f.     Penyingkiran Kendala dari Sumber Daya atau Persepsi. Masuknya perusahaan baru dapat menghilangkan kendala sumber daya terhadap persaingan global. Pendatang baru juga dapat memulai dengan strategi baru tanpa beban karena sebelumnya telah bersaing dalam industri yang sama di tingkat yang lebih kecil.

3.    Akses ke Pasar Amerika Serikat.

Pada banyak industri, globalisasi sangat tergantung pada perusahaan di luar Amerika Serikat yang mempunyai jalur masuk ke pasar AS karena besarnya pasar ini. Menyadari akan arti strategis pasar AS, perusahaan di luar negara ini berusaha untuk melakukan inovasi guna mendapatkan jalur masuk ke pasar tersebut. Dilain pihak, perusahaan-perusahaan AS, karena mereka berpangkalan di pasar yang besar, kadang-kadang kurang merasa terdorong untuk merancang metode persaingan yang benar-benar global.

Sangat mengesankan melihat betapa bebas kebijakan pemerintah AS dalam membuka jalur masuk ke pasar negaranya, dibandingkan dengan kebijakan banyak pemerintah negara lain.



2.5   Persaingan dalam Industri Dunia

Persaingan dalam industri global menampilkan beberapa masalah strategis yang khas dibandingkan dengan persaingan domestik. Walaupun pemecahannya tergantung pada industri itu sendiri serta negara asal dan negara tuan rumah yang terlibat, masalah-masalah berikut harus dihadapi dengan cara-cara tertentu oleh para pesaing global.

1.    Kebijakan Industri dan Perilaku Bersaing. Industri global ditandai oleh hadirnya para pelaku persaingan yang beroperasi di seluruh dunia dengan pangkalan di berbagai negara. Terutama di luar AS, perusahaan dan pemerintah asalnya harus dikaji bersama dalam analisis persaingan. Kedua pihak ini mempunyai hubungan yang rumit yang dapat berupa berbagai bentuk peraturan, subsidi, atau bentuk-bentuk bantuan lain.

2.    Hubungan dengan Pemerintah Tuan Rumah di Pasar Utama. Hubungan perusahaan dengan pemerintah tuan rumah di pasar utama menjadi pertimbangan bersaing yang utama dalam persaingan global. Pemerintah tuan rumah mempunyai berbagai mekanisme yang dapat merintangi operasi perusahaan dunia.

3.    Persaingan Sistematik. Industri global, menurut definisinya, adalah industri dimana perusahaan memandang persaingan bersifat global dan membangun strategi sesuai dengan keadaan tersebut. Dengan demikian, persaingan meliputi pola posisi pasar, fasilitas dan investasi yang terkoordinasi diseluruh dunia. Strategi global para peserta pesaing biasanya hanya melibatkan tumpang tindih parsial dalam pasar yang dilayani, lokasi geografis pabrik dan sebagainya.

4.    Kesulitan dalam Analisis Pesaing. Meskipun faktor-faktor yang sama seperti diuraikan bab 3 penting dalam menganalisis pesaing – pesaing internasional, analisis ini sukar dilakukan dalam idustri global arena kehadiran perusahan – perusahan asing serta kebutuhan unuk menganalisis tata hubungan sistematik. Data tentang perusahaan asing umumnya kurang banyak tersedia dibandingkan data tentang perushaan nasional, meskipun perbedaannya kini semakin mengecil. Analisis tentang perusahaan asing juga dapat mengikuti pertimbangan – pertimbangan institusional yang sulit dipahmi oleh pihak luar, seperti praktek – praktek ketenagakerjaan dan struktur manajerial.



 

2.6   Alternatif Strategis Dalam Industri Global

Terdapat sejumlah alternatif strategis dasar dalam suatu industri dunia (global). Pilihan paling mendasar yang harus dibuat perusahaan adalah apakah mereka harus bersaing secara global atau bisa menemukan ceruk (niche) dimana perusahaan tersebut dapat membangun strategi pertahanan untuk bersaing di satu atau beberapa pasar nasional.

Alternatif – alternatif tersebut adalah sebagai berikut :

a)    Persaingan Global Dengan Lini Yang Luas. Strategi ini diarahkan untuk bersaing di seluruh dunia dengan lini produk industri yang lengkap, dengan memanfaatkan sumber keunggulan bersaing global guna mencapai diferensiasi atau posisi biaya rendah secara keseluruhan. Penerapan strategi ini menuntut tersedianya sumber daya yang besar dan cakupan waktu yang panjang. Untuk memaksimalkan keunggulan bersaing, penekanan dalam hubungan perusahaan dengan pemerintah adalah pada pengurangan rintangan untuk bersaing secara global.

b)    Fokus Global. Strategi ini membidik suatu segmen tertentu dari industri dimana perusahaan bersaing di seluruh dunia. Segmen dipilih apabila rintangan terhadap persaingan global rendah dan posisi perusahaan pada segmen tersebut dapat dilindungi dari serbuaan pesaing global lini yang yang lengkap. Hasil dari strategi ini adalah bayai yang rendah atau diferensiasi dalam segmennya.

c)    Ceruk (Celah) Yang Terlindung. Strategi ini mencari negara – negara dimana pemerintahnya menghalangi pesaing – pesaing tingkat dunia dengan cara mengharuskan penggunaan komponen lokal yang banyak pada suatu produk, mengenakan tarif yang tinggi dan sebagainya. Perusahaan membangun strategi ini agar dapat menangani secara efektif pasar – pasar tertentu yang mempunyai pembatasan seperti itu dan memusatkan perhatian yang sangat besar pada pemerintah negara tuan rumah guna memastikan bahwa perlindungan tersebut tetap berlaku.

2.7   Kecenderungan – Kecendrungan Yang Mempengaruhi Persaingan Global

Dalam kaitannya dengan pembahasan kita, tampak sejumlah kecenderungn yang sangat penting dalam mempengaruhi persaingan pada industri – industri global yang telah ada dan dalam menciptaka industri global yang baru.

a)    Berkurangnya perbedaan antar negara. Beberapa pengamat telah menyatakan bahwa perbedaan keadaan ekonomi diantara negara maju dengan negara yang baru maju akan menipis ada bidang – bidang seperti pendapatan, biaya faktor, biaya energi, praktik pemasaran, dan saluran distribusi. Sebagian dari menipisnya perbedaan ini mungkin disebabkan oleh agresifnya perusahaan multinasional dalam menyebarkan tektnk – teknik keseluruh dunia. Apapun sebabnya keadaan ini menyebabkan berkurangnya rintangan terhadap persaingan dunia.

b)    Kebijakan industri yang lebih agresif. Kebijakan industri dari banyak negara sedang mengalami perubahan. Pemerintah seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Jerman telah beralih dari sikap pasif atau protektif ke sikap agresif untuk merangsang industri pada beberapa sektor yang dipilih secara cermat. Mereka juga membantu memudahkan penutupan sektor – sektor yang dirasa kurang dikehendaki. Kebijakan industri yang baru ini memberikan kepada perusahaan – perusahaan di negara tersebut dukungan untuk membuat gerakan yang berani yang akan mengubah industri menjadi status global.

c)    Kesadaran dan perlindungan nasional terhadap aset yang penting. Pemerintah tampaknya semakin menyadari mana sumber – sumber kekayaan negaranya yang penting dari sudut pandang persaingan ekonomi. Mereka cenderung semakin menarik manfaat ekonomis dari kepemilikan kekayaan tersebut. Sumber dari alam (misalnya, minyak bumi, tembaga, timah, karet) merupakan contoh yang jelas dari kekayaan yang telah diawasi baik secara langsung melalui kepemilikan oleh pemerintah secara tidak langsung melaui usaha patungan pemerintah dengan produsen. Melimpahnya tenaga kerja tidak terampil dan setengah terampil berupah rendah (Korea Selatan, Taiwan, Hongkong) merupakan kekayaan lain yang diketahui terdapat dinegara-negara tertentu. Pemanfaatan teraktif kekayaan yang penting seperti itu oleh pemerintah merupakan cerminan dari filosofih yang sedang berubah kearah kebijakan industri, seperti yang telah dibicarakan sebelumnya.

d)    Arus teknologi yang lebih bebas. Arus teknologi yang lebih bebas tampaknya memberikan pada berbagai perusahaan, termaksud perusahaan dari negara-negara yang baru maju (disebut juga NDC= Newly Developed Countries), kemampuan untuk melakukan investasi fasilitas skala dunia yang modern. Bebrapa perusahaan, khususnya Jepang, telah menjadi sangat agresif dalam menjual teknologi mereka ke luar negeri. Juga beberapa perusahaan yang telah memberi teknologi tersebut kepihak lain dengan harga yang terjangkau. Semua kegiatan ini cenderung mendorong persaingan global semakin panjang.

e)    Kebangkitan pasar skala besar yang baru secara beragsur-angsur. Apabila amerika serikat telah lama merupakan pasar strategis untuk persaingan dunia karena besarnya, China, Rusia, dan mungkin juga India akan bangkit sebagai pasar yang besar dimasa yang akan datang. Kemungkinan ini mempunyai beberapa implikasi, jika China dan Rusia menguasai jalan masuk kepasar mereka, perusahaan mereka dapat menjadi kekuatan dunia yang besar. Kedua, mendapatkan jalan masuk kesalah satu dari pasar-pasar tersebut dapat menjadi variabel strategis yang sangat penting dimasa depan karena skala yang tersedia bagi perusahaan yang berhasil.

f)     Persaingan dari NDC. Gejala yang muncul dalam beberapa dekade terakhir ini adalah persaingan dari negara-negara NDC dalam industri dunia, terutama bangkitnya Taiwan, Kore Selatan, Singapura dan Brazil. Secara tradisional, NDC bersaing atas dasar tenaga kerja yang murah dan /atau sumber daya alam, yang sampai sekarang pun masih terjadi (Tekstil, Pabrikasi ringan seperti mainan anak-anak dan produk plastik). Namun demikian, Persaingan dari NDC semakin mempunyai dampak yang besar dalam industri-industri padat modal seperti galangan kapal dan pembuatan pesawat televisi, baja, serat, dan mungkin dalam waktu yang dekat mobil.





BAB III
PENUTUP


3.1.  Kesimpulan

Persaingan dalam dunia industri saat ini sangat ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kepuasan konsumennya. Kepuasan konsumen tidak hanya dari sisi kualitasnya saja. Perusahaan dituntut mampu memuaskan konsumen dari sisi pelayanan, pengiriman barang yang tepat waktu, dan harga yang terjangkau oleh konsumen. Persaingan dalam dunia industri yang semakin ketat menuntut kepekaan manajemen dalam suatu perusahaan atau industri untuk dapat mengantisipasi terhadap setiap perubahan yang terjadi dalam menghadapi persaingan di dunia industri.

Dunia ini semakin berubah dengan pesat, begitu pula pola pikir konsumen sehingga menuntut perusahaan yang bergerak dalam bidang industri untuk lebih kreatif dan kompetitif. Selain itu, masalah pesaing juga harus benar-benar diperhatikan. Beberapa hal yang perlu diketahui dari pesaing: kelengkapan mutu, desain, dan bentuk produk, harga yang ditawarkan, saluran distribusi atau lokasi cabang yang dimiliki, promosi yang dijalankan, rencana kegiatan pesaing kedepan.

Untuk mengetahui informasi tersebut, maka perusahaan perlu mengadakan analisis pesaing dengan cara: mengidentifikasi pesaing, menentukan sasaran pesaing, identifikasi strategi, analisis kekuatan dan kelemahan pesaing, menentukan sasaran pesaing, identifikasi reaksi pesaing dan strategi menghadapi pesaing.

Dari kegiatan itu, akan dapat diketahui: siapa pesaing kita, apa sasaran yang ingin mereka capai, begaimana strategi yang mereka lakukan, apa dan di mana kekuatan dan kelemahan pesaing, bagaimana pola reaksi mereka, siapa saja yang perlu diserang terlebih dahulu, bagaimana cara menyerangnya dan pesaing mana yang perlu dihindari terlebih dahulu.



3.2.  Saran

Sebagai saran, untuk menghadapi pesaing dalam dunia industri global, maka perusahaan harus mengetahui strategi dan sasaran yang diinginkan pesaing sehigga perusahaan dapat menindaklanjuti dengan mengeluarkan strategi-strategi yang dapat mematahkan strategi pesaing kita. Inovasi dan kreativitas itu penting!











Posting Komentar untuk "STRATEGI DAN KOMPETISI BISNIS (Persaingan dalam Industri Dunia)"