Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Manajemen Pengangkutan “Moda Kereta Api”



BAB I
PENDAHULUAN 
A.    Latar Belakang
Kereta Api merupakan moda transportasi darat berbasis jalan rel yang efisien dan efektif. Hal ini dibuktikan dengan daya angkutnya baik berupa manusia ataupun barang yang lebih besar dibandingkan dengan moda transportasi darat lainnya. Begitu juga dengan konsumsi bahan bakar kereta api relatif lebih hemat dibandingkan dengan moda transportasi darat lainnya. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, perkeretaapian di Indonesia seharusnya lebih dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif solusi dalam menyelesaikan permasalahan kemacetan.
Di Indonesia, peran dari kereta api dirasakan masih kurang terasa. Salah satu faktor penyebabnya adalah penggunaan teknologi di dalam bidang perkeretaapian yang masih kurang dibandingkan dengan moda transportasi darat lainnya. Salah satu contohnya adalah dalam hal penyusunan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) yang merupakan pedoman bagi setiap perjalanan rangkaian kereta api yang hingga saat ini masih disusun secara manual. Penyusunan dengan metode manual akan membutuhkan banyak waktu.
Gapeka adalah suatu jadwal perjalanan kereta api yang berisikan jadwal pemberangkatan, jadwal pemberhentian di stasiun baik karena menaikkan atau menurunkan penumpang ataupun karena peristiwa persilangan atau penyusulan. Secara umum Gapeka merupakan grafik 2 dimensi yang terdiri dari sumbu X, sumbu Y, dan garis linier yang menunjukkan hubungan antara kedua sumbu. Sumbu X menunjukkan waktu, sedangkan sumbu Y menunjukkan letak stasiun/emplasement. Sedangkan garis linier pada Gapeka menunjukkan permodelan dari setiap perjalanan suatu rangkaian kereta api.
Penyusunan Gapeka masih dikerjakan secara manual, antara lain dalam hal perhitungan waktu tempuh perjalanan kereta api, jam kedatangan suatu rangkaian kereta api di stasiun/emplasement, maupun dalam pembuatan grafiknya.
 
Untuk mempercepat proses penyusunan Gapeka sekaligus mengembangkan pemakaian teknologi di bidang perkeretaapian maka perlu diciptakan suatu aplikasi program bantu dengan menggunakan komputer. Dengan adanya suatu program aplikasi komputer diharapkan  penyusunan Gapeka dapat dilakukan dengan waktu yang singkat dengan tingkat keakuratan yang sama. Program aplikasi ini didesain untuk menyusun Gapeka pada kondisi single track, double track, sekaligus kombinasi di antara keduanya. Hal ini dilakukan agar program bantu ini dapat digunakan di semua rute dan dapat mengikuti perkembangan yang akan terjadi pada perkeretaapian di Indonesia. Kombinasi antara single track dan double track merupakan kondisi yang banyak terjadi di dalam suatu lintas. Hal ini disebabkan tidak semua lintas yang ada di dalam suatu DAOP menggunakan kondisi double track. Kondisi double track seringkali hanya terdapat di antara beberapa ruas stasiun di dalam suatu lintas, sedangkan ruas lainnya masih menggunakan single track.
Program komputer yang digunakan dalam pembuatan program aplikasi penyusun Gapeka ini adalah Microsoft Visual Basic 6.0 atau yang biasa disebut dengan VB. Salah satu keunggulan yang paling menonjol dari VB adalah VB tidak memerlukan pemrograman khusus untuk menampilkan jendela, dan cara penggunaannya juga berbasis visual seperti aplikasi Windows lainnya.
Dalam pembuatan aplikasi penyusunan Gapeka ini diperlukan suatu objek studi kasus untuk membandingkan antara Gapeka yang dihasilkan dengan program aplikasi penyusun Gapeka dengan Gapeka yang disusun secara manual dan saat ini masih digunakan. Gapeka yang digunakan sebagai tolok ukur adalah Gapeka per tanggal 1 Juli 2008. Untuk lokasi studi kasusnya diambil lintas Mojokerto - Surabaya Kota.

B.     Perumusan Masalah
Permasalahan   yang   timbul   adalah bagaimana menghasilkan suatu program aplikasi dalam menyusun Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) untuk single track, double track, dan kombinasi di antara keduanya dengan memanfaatkan program Microsoft Visual basic 6.0.

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan  dari  Tugas  Akhir  ini  adalah membuat suatu program aplikasi sebagai alat bantu hitung dan pembuatan grafik dengan memanfaatkan program Microsoft Visual Basic 6.0 untuk menyusun Gapeka single track, double track, dan kombinasi di antara keduanya.
D.    Batasan Masalah
Dalam   penulisan   Tugas   Akhir   ini ditentukan batasan studi sebagai berikut :
1.      Menggunakan program Microsoft Visual Basic 6.0.
2.      Pembuatan Gapeka hanya menggunakan data stasiun dan perjalanan kereta api pada lintas Mojokerto - Surabaya Kota dengan data utama adalah Gapeka per 1 Juli 2008.
3.      Data perjalanan kereta api fakultatif dan kereta api penolong tidak diinputkan.
4.      Kecepatan kereta api menggunakan kecepatan rata-rata (konstan) pada setiap ruasnya, karena tidak memperhitungkan pengurangan atau penambahan kecepatan akibat lereng penentu maupun jari-jari kelengkungan lintasan.
5.      Kereta api hanya dapat berhenti atau singgah pada stasiun/emplasement yang terdiri dari beberapa jalur (lebih dari satu track).
6.      sedangkan titik-titik putih menunjukkan blokpos yang tidak dimungkinkan oleh suatu rangkaian kereta api untuk berhenti.




BAB II

PEMBAHASAN 

1.      Kereta Api

Menurut Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian, definisi dari kereta api adalah kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di atas jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Kereta api sendiri terdiri dari lokomotif, kereta, dan gerbong. Lokomotif merupakan kendaraan rel yang dilengkapi dengan mesin penggerak dan pemindah tenaga kepada roda - roda dan khusus digunakan untuk menarik kereta penumpang dan atau gerbong barang. Kereta merupakan salah satu rangkaian dari kereta api yang berfungsi untuk mengangkut penumpang. Sedangkan rangkaian yang digunakan untuk mengangkut barang atau binatang disebut gerbong.

Di dalam Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 1998 meyebutkan bahwa moda transportasi kereta api memiliki karakteristik dan keunggulan khusus. Beberapa keunggulan dari kereta api adalah kemampuannya dalam mengangkut baik penumpang maupun barang secara massal, hemat energi, hemat dalam penggunaan ruang, memiliki faktor keamanan yang tinggi, tingkat pencemaran yang rendah, serta lebih efisien untuk angkutan jarak jauh.





2.      Sifat Kereta Api

Kereta  api  dapat  dibedakan  menurut sifatnya masing-masing, berikut ini adalah jenis-jenis kereta api yang dibedakan dari sifatnya :

a.       Kereta api biasa, adalah kereta api yang perjalanannya tertulis di dalam grafik perjalanan kereta api, tertulis dalam daftar waktu dan berjalan setiap hari atau pada hari yang ditentukan dalam grafik dan dalam daftar waktu.

b.      Kereta api fakultatif, adalah kereta api yang perjalanannya tidak tertulis di dalam grafik perjalanan kereta api dan tertulis dalam daftar waktu tetapi hanya dijalankan apabila dibutuhkan.

c.       kereta api luar biasa, adalah kereta api yang perjalanannya tidak tertulis di dalam grafik perjalanan kereta api dan tidak tertulis di dalam daftar waktu tetapi ditetapkan menurut keperluan.



3.      Kedudukan kereta api di stasiun

Di  dalam  suatu  stasiun/emplacement kereta api dibedakan atas kedudukannya terhadap stasiun tersebut. Kedudukan tersebut adalah :

1.  Kereta api langsung.

2.  Kereta api yang berhenti.



4.      Jalan Kereta Api

Jalan  kereta  api  disebut  sebagai  jalan rel. Penggunaan jalan rel ini menjadikan kereta api sebagai moda transportasi khusus. Hal ini juga yang menjadikan kereta api tidak bersinggungan secara langsung dengan moda transportasi darat yang lainnya. Jalan rel yang digunakan pada sistem perkeretapian di Indonesia memiliki lebar spoor sebesar 1067 mm. Menurut reglemen 19 Bab I Pasal 1 ayat 2 jalan kereta api dibedakan atas puncak kecepatannya, di tabel bawah ini akan dijelaskan tentang kelas jalan kereta api :

Untuk jalan kereta api Kelas I dan jalan kereta api Kelas II/1 disebut sebagai lintas raya. Sedangkan untuk jalan kereta api Kelas II/2 dan jalan kereta api Kelas II/3 disebut lintas cabang.Selain dibedakan oleh puncak kecepatannya, jalan kereta api juga dibedakan oleh jumlah track pada lintasannya :

a.       Single Track :Jalan kereta api yang terdiri dari satu track pada lintasannya.

b.      Double Track :Jalan kereta api yang terdiri dari dua track pada lintasannya.

c.       Multi Track :Jalan kereta api yang terdiri dari tiga atau lebih track pada lintasannya.





5.      Stasiun Kereta Api/Emplasement

Berdasarkan reglemen 19 Bab I Pasal 1 ayat 4A yang dimaksudkan dengan stasiun adalah tempat kereta api berhenti dan berangkat, bersilang, menyusul atau disusul. Sedangkan menurut Keputusan Menteri Perhubungan 22 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 2, stasiun adalah tempat kereta api berangkat atau berhenti untuk melayani naik dan turun penumpang dan atau bongkar muat barang dan atau untuk keperluan operasi kereta api. Kumpulan dari jalan rel di suatu stasiun disebut sebagai emplasement.

Berikut adalah jenis-jenis stasiun yang dijelaskan pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 22 Tahun 2003 yang dibedakan berdasarkan kedudukannya terhadap perjalanan suatu rangkaian kereta api :

1.      Stasiun Awal Perjalanan Kereta Api Stasiun asal perjalanan kereta api dan juga sebagai tempat untuk menyiapkan rangkaian kereta api dan memberangkatkan kereta api.

2.      Stasiun Antara Perjalanan Kereta Api ;Stasiun tujuan terdekat dalam setiap perjalanan kereta api yang berfungsi juga untuk menerima kedatangan dan memberangkatkan kembali kereta api atau dilewati oleh kereta api yang berjalan langsung.

3.      Stasiun Akhir Perjalanan Kereta Api Stasiun tujuan akhir perjalanan kereta api yang menerima kedatangan kereta api.

4.      Stasiun Pemeriksaan Perjalanan Kereta Api :Stasiun awal perjalanan kereta api dan stasiun antara tertentu yang ditetapkan sebagai stasiun pemeriksa dalam Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka). Di stasiun pemeriksa wajib dilakukan kegiatan pencatatan mengenai persilangan luar biasa dengan kereta api fakultatif atau kereta api luar biasa.

5.      Stasiun Batas ;Stasiun sebagai pembatas perjalanan kereta api dikarenakan adanya stasiun yang ditutup.



6.      Kecepatan Kereta Api

Kecepatan merupakan faktor terpenting dalam operasional kereta api karena kecepatan mempengaruhi durasi waktu perjalanan dari suatu rangkaian kereta api. Kecepatan rangkaian keret api bergantung pada jenis lokomotif. Walaupun kecepatan ini sangat bergantung pada jenis lokomotif yang digunakan namun pembatasan terhadap puncak kecepatan juga perlu dilakukan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna kereta api

Pembatasan-pembatasan puncak kecepatan yang dilakukan pada sistem operasional kereta api adalah :

1.      Puncak kecepatan pada jalan rel yang diijinkan (maximum permissible track speed)

2.      Puncak kecepatan pada jalan rel di suatu petak jalan dipengaruhi oleh kondisi jalan, baik mengenai konstruksi jalan rel, kondisi alam, maupun karena kondisi dari pemeliharaan.

3.      Puncak kecepatan dari kendaraan yang diijinkan (maximum permissible train speed).

4.      Puncak kecepatan dari kendaraan yang dipengaruhi oleh konstruksi kendaraan dan pemeliharaannya.

Berikut adalah puncak kecepatan yang telah ditetapkan untuk kereta api (dalam km/jam):

1.      Kereta api untuk berpergian                            = 75

2.      Kereta api express dan kereta cepat                = 90

3.      Kereta api campuran                                       = 45

4.      Kereta api penolong dan lokomotif                = 45





7.      Frekuensi Kereta Api

Frekuensi   keberangkatan   rangkaian kereta bergantung pada tingkat kedatangan dari penumpang ataupun barang yang akan diangkut. Semakin tinggi tingkat kedatangan maka frekuensi keberangkatan juga akan semakin tinggi. Frekuensi perjalanan kereta api dapat dibagi menjadi :

Ø  Frekuensi rendah ialah maksimum 2 kereta api tiap jam.

Ø  Frekuensi sedang ialah maksimum 3 - 5 kereta api tiap jam.

Ø  Frekuensi tinggi ialah maksimum 6 atau lebih kereta api tiap jam.



8.      Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka)

Dalam melakukan perjalanan kereta api diperlukan suatu pedoman untuk mengatur jadwal perjalanan kereta api tersebut. Pedoman ini mengatur tentang jam keberangkatan, jam kedatangan, lamanya berhenti di suatu stasiun/pemberhentian. Pedoman ini ditampilkan dalam bentuk grafik yang biasa disebut dengan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka).

Bentuk Gapeka adalah berupa suatu grafik 2 dimensi yang terdiri dari waktu sebagai sumbu X dan tempat pemberhentian sebagai sumbu Y. Dalam Gapeka, perjalanan dari suatu rangkaian kereta api dimodelkan sebagai garis linier dengan kemiringan tertentu dan bentuk yang tertentu untuk setiap perjalanan kereta apinya. Kemiringan ini dipengaruhi oleh kecepatan dari suatu perjalanan kereta api, semakin besar sudut kemiringan yang dibentuk menunjukkan bahwa kecepatan kereta api semakin tinggi.







9.      Operasional Perjalanan Kereta Api

Peraturan-peraturan   yang   digunakan oleh PT. Kereta Api Indonesia sebagai pelaksana perjalanan kereta api untuk menjamin keamanan perjalanan kereta api adalah :

1.      Penentuan kereta api yang mempunyai hak utama.

2.      Pemberangkatan kereta api.

3.      Waktu tunggu minimum.

4.      Perhitungan jam berangkat kereta api yang menunggu.

5.      Penentuan waktu tempuh.

Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi jadwal waktu keberangkatan dan waktu kedatangan dari rangkaian kereta api di stasiun dan juga mempengaruhi waktu dan tempat persilangan atau pemberhentian kereta api.





10.  Penentuan Kereta Api Yang Mempunyai Hak Utama

Prioritas dari kereta api memegang peranan penting dalam penetuan hak utama dari suatu kereta api dalam kegiatan persilangan ataupun penyusulan.

1.      Kereta api penumpang mempunyai prioritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kereta api barang. Demikian juga pada kereta api penumpang yang memiliki prioritas berbeda. Untuk kereta api penumpang jarak jauh memiliki prioritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kereta api penumpang lokal (jarak dekat).

2.      Kereta api yang memiliki prioritas lebih tinggi selalu memiliki hak utama dalam peristiwa persilangan maupun penyusulan.

3.      Untuk kereta api dengan prioritas yang sama, aturan untuk menentukan kereta api yang mempunyai hak utama didasarkan pada perbedaan waktu tunggu. Kereta api yang memiliki waktu tunggu lebih lama akan memiliki hak utama. Namun apabila waktu tunggu dari kedua kereta api sama, maka penentuan hak utama didasarkan pada jam keberangkatan dari kereta api. Kereta api yang memiliki jam keberangkatan lebih awal akan memiliki hak utama.



11.  Pemberangkatan Kereta Api

Selain  mengatur  mengenai  penentuan hak utama, pemberangkatan dari kereta api pun diatur. Berikut ini adalah pengaturan mengenai pemberangkatan kereta api :

1.      Kereta api tidak boleh berangkat dari suatu stasiun menuju stasiun di mukanya selama belum terdapat keyakinan bahwa kereta api yang berjalan di mukanya telah masuk di stasiun itu.

2.      Pada petak jalan sepur tunggal, kereta api tidak boleh berangkat dari suatu stasiun menuju ke stasiun di mukanya sebelum terdapat keyakinan bahwa stasiun di mukanya tidak ada kereta api yang berjalan atau sedang berangkat menuju ke stasiun itu.

3.      Kereta api tidak boleh berhenti kecuali pada tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Gapeka.



12.  Waktu Tunggu Minimum   

Waktu tunggu minimum diatur sebagai berikut :

1.      Pada peristiwa persilangan di suatu stasiun, waktu tunggu suatu kereta api di stasiun persilangan hingga kereta api tersebut diberangkatkan kembali minimum 4 menit.

2.      Selisih waktu keberangkatan kereta api di suatu stasiun dengan keberangkatan kereta api lain dari arah berlawanan di stasiun persilangan minimum 1 menit.

3.      Selisih antara waktu keberangkatan antara kereta api yang berhenti di suatu stasiun dan waktu kedatangan kereta api lain di stasiun di mukanya pada dua kereta api yang berjalan searah minimum 1 menit.

4.      Pada dua kereta api yang berjalan searah, bila kedua kereta api berjalan langsung maka selisih antara waktu berangkat kereta api di stasiun dengan waktu kedatangan kereta api lain di stasiun di mukanya minimum 4 menit.



13.  Perhitungan Jam Berangkat Kereta Api Yang Menunggu

Ø  Untuk Persilangan.

Jam berangkat kereta api yang berangkat terlebih dahulu ditambah respon dari sinyal (minimum 1 menit).

Ø  Untuk Penyusulan.

Jam sampai kereta api yang menyusul pada stasiun berikutnya ditambah respon dari sinyal (minimum 1 menit).



14.  Penentuan Waktu Tempuh

Waktu  tempuh  dari  suatu  rangkaian kereta api dapat diperoleh dari Pembagian antara Jarak antar stasiun dengan Kecepatan dari Kereta Api. Waktu untuk perlambatan dan percepatan tidak diperhitungkan dalam pembuatan Gapeka, karena kedua fungsi ini bukan merupakan fungsi linier sehingga apabila diperhitungkan maka Gapeka yang terbentuk tidak lini.




BAB III

PENUTUP


Kelebihan dan Kekurangan

Dengan naik kereta api, kita bisa membantu mengurangi polusi udara, “Padahal kalau ditilik dari sisi lingkungan, kereta api adalah moda transportasi yang paling hemat, malah 10x lipat lebih hemat energi dari pesawat terbang.

Kelebihan :

1.      Memberikan pelayanan yang cepat dan dapat dipercaya.

2.      Barang-barang yang banyak dapat diangkut.

3.      Cocok untuk pengangkutan penumpang, murah, nyaman, aman.

4.      Menawarkan akses yang baik sepanjang jalur itu. Rel KA dapat berfungsi sebagai magnet industry.

5.      Merupakan tipe transportasi yang bersih.


Kekurangan :

1.      Biaya operasional dan pemeliharaan tinggi.

2.      Untuk jarak yang dekat, biayanya tinggi.

3.      Pelayanan tidak fleksibel karena jalurnya tidak mudah dialihkan.

4.      Rutenya tidakmudah dipindah misal harus memutar.

5.      Tidak dapat mengakomodasi muatan yang tak pantas (Jawa : wagu).

6.      Jalur yang sudah lama memberikan beban keruangan yang sangat besar.

7.      Mengganggu jenis transportasi yang lain misal jalan raya.



DAFTAR PUSTAKA 

Salim, Abbas. 1993. Manajenen Transportasi, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.

Kamaludin, Rustian. 1986. Ekonomi Transportasi, Jakarta; Ghalia Indonesia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_api

Posting Komentar untuk "Makalah Manajemen Pengangkutan “Moda Kereta Api”"